Industri CPO dan PKO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pabrik kelapa sawit merupakan salah satu industri hasil pertanian yang terpenting di Indonesia. Kelahiran perkebunan kelapa sawit di Indonesia di rintis oleh Andrian Hallet (seorang Belgia yang telah belajar tentang kelapa sawit di Afrika) pada tahun 1911. Andrian Hallet mengusahakan perkebunan kelapa sawitnya di sungai Liput (Aceh) dan di pulau Radja (Asahan). Sejak itu Indonesia dikenal sebagai produsen kelapa sawit. Pada saat itu, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 170.000 ha. Walaupun kelapa sawit bukan tanaman asli tetapi produk olahannya yaitu berupa minyak kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditi perkebunan yang handal.
Hasil dari pada pengolahan kelapa sawit selanjutnya dapat dipergunakan dalam berbagai bidang terutama industri makanan, kosmetik, sabun, cat, bahkan akhir-akhir ini sedang digalakkan penggunaannya dari minyak kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif. Produksi minyak kelapa sawit dan konsumsi minyak nabati menunjukkan peningkatan, sehingga untuk menghadapi persaingan pasar bebas perlu dikaji dan dikembangkan kualitas dan kuantitas dari minyak kelapa sawit.
Komoditi minyak sawit merupakan salah satu dari 13 jenis minyak nabati dunia dan menurut Oil Word (1995), secara keseluruhan produksi dan konsumsi miyak nabati dunia pada abad 21 perlu dikaji dan dikembangkan upaya peningkatan efesiensi pada setiap sub sistem agribisnis, pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit (CPO) yang merupakan salah satu sub sistem agribisnis yang sangat menentukan kemampuan daya saing pemasaran  minyak dan kernel sawit. Produksi kelapa sawit dan konsumsi minyak nabati menunjukkan peningkatan, sehingga untuk menghadapi persaingan pasar bebas perlu dikaji dan dikembangkan kualitas dan kuantitas dari minyak kelapa sawit. Kebijakan Pemerintah dalam hal pembangunan perkebunan menggunakan pembangunan Perkebunan Rakyat atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR) sehingga didukung dan ditunjang oleh perkebunan besar.

1.2              Rumusan Masalah
1.            Apa itu minyak kelapa sawit?
2.            Apa manfaat dari minya kelapa sawit?
3.            Bagaimana proses pengolahan minyak kelapa sawit menjadi cpo?
4.            Bagaimana proses pengolahan limbah minyak kelapa sawit?

1.3              Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan keseluruhan dari rumusan masalah yang telah di buat di atas dan juga menjelaskan skema proses pengolahan kelapa sawit pada pabrik kelapa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Kelapa Sawit
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika.
palm-oil-sawit-tree-pic26.gif
Gambar 2.1 Kelapa Sawit
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang berkelanjutan ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat. Minyak Kelapa Sawit juga mengandung energi sebesar 902 kilokalori, protein 0 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 0 gram, kalsium 0 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram.  Selain itu di dalam Minyak Kelapa Sawit juga terkandung vitamin A sebanyak 60000 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.


2.2       Bahan Baku CPO






Bahan baku minyak kelapa sawit (palm Oil/CPO) adalah berasal dari serabut (buah) kelapa sawit dengan tandan buah yang segar. Pengolahan kelapa sawit dimulai dengan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai terbentuk menjadi kelapa sawit (CPO). Dalam memperoleh buah kelapa sawit dengan tandan buah segar ada  beberapa tahap yang dapat dilakukan, antaranya :
1.                  Penyediaan benih
Sumber benih yang baik dapat diperoleh dari balaai-balai penelitian kelapa sawit, dalam penyediaan benih kelapa sawit balai-balai penelitian mempunyai kebun induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe delidura dan tipe pisifera terpilih.
2.                  Pengecambahan benih kelapa sawit
a.       Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya
b.      Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air
c.       Untuk mengecambahkan benih dilakukan perendaman terlebih dahulu
d.      Setelah bening direndam, benih diangkat dan dikeringkan
e.       Selanjutnya benih disimpang dikantong plastikberukuran 65cm yang dapat muat sekitar 500-700 benih.
f.       Benih diperiksa setiap 3 hari sekali dengan membuka kantong plastik dan disemprotd dengan air.
g.      Setelah melewati masa 80 hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya dan siap dipindah ke pesemaian perkecambahan.

3.         Pembibitan kelapa sawit
Lokasi atau area untuk pelaksanaan pembibitan dengan persyaratanharus datar dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin ditengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi.lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman.

2.3       Tahapan Proses
Proses pengolahan minyak kelapa sawit terbagi atas beberapa tahap yang dilakukan dibeberapa stasiun. Stasiun-stasiun pada proses pengolahan kelapa sawit antara lain:
1.      Stasiun penerimaan buah (Fruit Reception Station)
2.      Stasiun perebusan (Sterilizing Station)
3.      Stasiun penebah (Treshing Station)
4.      Stasiun kempa (Pressing Station)
5.      Stasiun pemurnian minyak (Clarification Station)
6.      Stasiun pengolahan biji (Nut Plant Station)
7.      Pembangkit tenaga (Power Plant)

2.4       Asam-asam lemak penyusun minyak/lemak
Asam-asam lemak penyusun minyak/lemak terdiri atas:
1.      Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid / SFA)
2.      Tidak mengandung ikatan rangkap, dan secara umum penyusun lemak berasal dari sumber hewani.
3.      Asam Lemak tak Jenuh (Unsaturated Fatty Acid / UFA)
4.      Mengandung ikatan rangkap, secara umum penyusun lemak berasal dari sumber nabati dan terdiri atas;
5.      Mono - Unsaturated Fatty Acid / MUFA
6.      Poly - Unsaturated Fatty Acid / PUFA


2.5       Manfaat Bagi Perekonomian Indonesia
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis, karena :
1.      Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat.
2.      Sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak.
3.      Dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.6              Manfaat Bagi Kesehatan
1.      Penurun panas pada bayi dan anak
Parut 3 buah bawang merah lalu beri perasan jeruk nipis, lalu campur dengan 1 sendok makan minyak kelapa dan auk hingga merata. Oleskan pada kepala bagian ubun-ubun bayi atau anak yang demam.
2.      Masuk angin dan pegal-pegal
Sebagai bahan untuk kerikan (kerokan-bahasa Jawa), minyak dioleskan pada bagian badan di punggung untuk selanjutnya dikerik. Cara pengobatan ini biasanya untuk membantu menyembuhkan masuk angin.
3.      Menghilangkan varises pada kaki
Oleskan minyak pada bagian yang terdapat varises,lalu gosok berulangulang dengan sendok hingga kulit terlihat kemerah-merahan. Lakukanlah setiap pagi dan sore hari sampai varises itu hilang.




2.7       Bibit Kelapa Sawit Unggul
sawit.jpg
Gambar 2.2 Bibit Kelapa Sawit Unggul
Bibit kelapa sawit unggul adalah bibit yang diperoleh dari sumber tanaman induk yang memiliki sifat-sifat unggul seperti tahan serangan hama dan penyakit, produktivitasnya tinggi, serta memiliki pertumbuhan yang serempak. Bibit kelapa sawit unggul dapat diperoleh melalui teknik pembibitan tanaman yang sesuai prosedur dengan menggunakan bahan tanam (benih) yang sumbernya jelas. Untuk memperoleh bibit kelapa sawit unggul,benih kelapa sawit unggul biasanya menunjukkan beberapa ciri-ciri yang cukup signifkan diantaranya :
1.      Warna calon akar (radikula) berwarna agak kekuning-kuningan, sedangkan calon batang dan daun (flumula) berwarna keputih-putihan.
2.      Radikula lebih panjang dibandingkan plumula.
3.      radikula dan plumula tumbuh lurus dan saling berlawanan arah.
4.      Panjang radikula maksimum 5 cm, sedangkan panjang plumula 3 cm.




BAB III
URAIAN PROSES

3.1       Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Dalam proses pengolahan kelapa sawit dibagi atas beberapa tahap, yang dilakukan pada masing-masing stasiun. Stasiun-stasiun pada proses pengolahan kelapa yaitu sebagai berikut :

3.1.1        Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
Tandan kelapa sawit (TBS) yang berasal dari kebun-kebun diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk pengangkut untuk diolah. Pengangkutan secepatnya dilakukan setelah pemetikan (diterima di pabrik maksimum 24 jam setelah panen). Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar asam lemak bebas (ALB) karena keterlambatan pemprosesan. Adapun cara untuk mengurangi kadar asam jika asamnya tinggi adalah dengan cara melakukan pencampuran antara buah lama dengan buah baru, dengan perbandingan buah baru yang akan dicampur harus lebih banyak daripada buah yang lama.
a.     Jembatan Timbangan
Tahap awal yaitu pemanenan kelapa sawit yang sudah matang yang di tandai dengan memiliki kriteria fraksi I, II, III. Dimana proses pengolahan dimulai dari pertimbangan buah dengan tujuan untuk mengetahui jumlah TBS yang akan diolah, untuk mengetahui rendemen minyak dan inti serta berat tandan rata-rata. Dari penimbangan juga diketahui berapa jumlah produksi TBS yang dicapai dari setiap afdeling.Jenis timbangan yang digunakan adalah merk Every buatan Asembling Indonesia yang berkapasitas 60 ton dengan menggunakan sistem komputer.

https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2014/06/cpo-collection-tank.jpg
Gambar Jembatan Timbangan

b.      Penimbangan dan Pemindahan Buah
Setelah dilakukan penimbangan, TBS yang dibawa truk pengangkut kemudian dipindahkan ke loading ramp. Pada loading ramp ini dilakukan sortasi buah, yang bertujuan untuk mengetahui kriteria panen, nilai afdeling dan IPB (Indeks Pengutipan Brondolan) pada masing-masing kebun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGo-u7llbZga3BN5QsHojmcnxI4NhwyH9h3CAVvlUg-B3RKp1NXbTUC0hg6jAgT4EgXekvDxL8d2fgJ72lhy-zwHeIZZYyXSCXj4b-EnnFIT_RRv2-fnLuxchkHv96m0Od4Pi0NjFwsXw/s400/02a+Loading+Ramp.jpg
Gambar Loading Ramp Area
Sortasi dilakukan terhadap setiap afdeling dengan menentukan satu truk yang dianggap mewakili kebun asal. Sortasi TBS dilakukan berdasarkan kriteria panen yang dibagi berdasarkan fraksi buahnya. Fraksi yang diinginkan pada proses pengolahan adalah fraksi I,II,III sedangkan fraksi-fraksi yang lain diharapkan sedikit mungkin masuk dalam proses pengolahan.
Fruit Loading Ramp terdiri dari 14 hopper (2 line) penyimpanan untuk penimbunan TBS dengan sudut kemiringan 120 (dua belas derajat). Loading ramp ini dilengkapi dengan pintu loading  yang bekerja dengan sistem hidrolik, dimana setiap pintu dipasang pengatur untuk memindahkan TBS kedalam lori-lori perebusan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-LBTWAR3QCN6p40u7xO3xTwS6uXjbn94MD7kqnplQ0CuESChwLKIMmLvmLfubSEV8S81RrgiIbDqZhkVOxhlE-guIuly8dX3kT4o48tuZQ1qLfpKp6K8mndi-RSxyY7U1ePUUHK3qHdE/s400/07+Fruit+Cages.jpg
Gambar Fruit Cages
TBS dari loading ramp ini kemudian dimasukkan kedalam lori-lori yaitu tempat meletakkan buah kelapa sawit perebusan yang berkapasitas 3,3,-3,5 ton TBS pada setiap lorinya. TBS dimasukkan kedalam lori dengan membuka pintu loading yang diatur dengan sistem hidrolik. Delapa lori yang berisi penuh dengan TBS dimasukkan kedalam Sterilizer, dengan menggunakan copstand yang berfungsi untuk menarik lori masuk dan keluar dari Sterilizer.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoDb2TwcUyZxqLKRiPg56XeDjtYwPGm-S9WTJ0juemD-bjD7jbjPmHrVoCnguEXov2jzwqFICz9yCif-_6YOrEkGCPhv76UYf5R8uC96zFdsUoeccpdIsV667a3ZkWd8492Es8BLgPKlA/s400/08+Sterilizer.jpg
Gambar Horizontal Sterilizer
Adapun kriteria panen dan syarat mutu tandan buah segar (TBS) dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1Kriteria Panen dan Syarat Mutu TBS
No
Kematangan
Fraksi
Jumlah Brondol
Keterangan
1.

2.


3.
Mentah

Matang


Lewat Matang
0
0
1
2
3
4
5
Tidak ada, buah berwarna hitam
1-12,5% buah luar membrondol
12,5-25 % buah luar
membrondol
25-50 % buah luar membrondol
50-75 % buah luar membrondol
75-100% buah luar membrondol
Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk
Sangat merah
Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang II
Lewat Matang I
Lewat matang II
Sumber : Pusat Penelitian Merihat, 1982
3.1.2    Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)
Sterilizing adalah proses perebusan dalam bejana yang disebut dengan sterilizer. Setelah lori dimasukkan dalam sterilizer, dimana setiap sterilizer (ada 4 unit). Tiap unit berkapasitas 8 lori, pintu sterilizer ditutup rapat. Proses perebusan dilakukan selama 90-120 menit dan sebagai media pemanasnya dipakai uap dari turbin yang bertekanan 2,8-3 kg/cm3.
Adapun dilakukan perebusan bertujuan antara lain :
1.      Mematikan Aktifitas Enzim
2.      Menurunkan Kadar Air
3.      Memudahkan Perontokan (Thressing)
4.      Melunakkan Daging Buah
Untuk mendapatkan hasil terbaik, maka perlu diperhatikan cara perebusan. Metode perebusan yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek adalah dengan sistem tiga puncak (tripple peak). Adapun prinsip tripple peak adalah tiga pemasukan uap ke dalam sterilizer dan tiga kali pembuangan uap (blow down).
  Metode perebusan dengan menggunakan sistem tripple peak adalah sebagai berikut :
1.      Uap masuk dilakukan daerasi selama 5 menit
2.      Uap dimasukan selama 15 menit dan tekanan naik sampai 1,6 kg/cm²
3.      Uap dan kondensat dibuang selama 1 menit dan tekanan turun sampai 0,2 kg/cm²
4.      Uap dimasukan selama 15 menit dan tekanan naik sampai 2,3 kg/cm²
5.      Uap dan kondensat dibuang selama 1 menit dan tekanan turun sampai 0,4 kg/cm²
6.      Uap dimasukan kembali selama 20 menit dan tekanan naik menjadi 3 kg/cm²
7.      Uap dipertahankan selama 45 menit
8.      Uap dan kondensat dibuang sampai habis selama 8 menit sampai tekanan turun menjadi 0 kg/cm²
Untuk memperoleh mutu minyak yang baik, maka di dalam proses perebusan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Lamanya Waktu Perebusan
Lama dari waktu perebusan akan mempengaruhi hasil dan efisiensi dari pabrik itu sendiri. Jika waktu perebusan tidak cukup maka akan dapat menyebabkan kerugian, diantaranya buah menjadi kurang masak. Akibat lainnya yang ditimbulkan adalah sebagian berondolan tidak terlepas dari tandannya dan akan menyebabkan kehilangan minyak. Selain itu, waktu perebusan yang tidak cukup akan menyebabkan kerugian pelumutan di dalam digester  tidak sempurna. Buah yang tidak sempurna pada waktu perebusan akan menyebabkan pericrap sukar lepas dari biji dan tempurung kelapa sawit sukar pecah, sehingga losses minyak pada ampas dari biji akan meningkat.
2.      Tekanan Steam
Apabila tekanan uap yang diberikan tidak cukup maka akan menyebabkan proses perebusan yang dilakukan menjadi lama sehingga mempengaruhi kondisi buah perebusan.
3.      Pelepasan Steam
Uap air yang terkondensasi pada proses perebusan akan berada di dasar sterillizer, air ini akan menyerap panas yang diberikan sehingga jumlah air dalam sterillizer akan semakin bertambah dan jika dibuang akan merendam buah dalam lori sehingga mengakibatkan sebagian besar minyak akan tercuci dari buah.


4.      Memudahkan Penguraian Serabut pada Biji
Perebusan yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serabut dari biji dalam Polishing Drum yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam Ripple Mill.
5.      Memisahkan Antara Inti dan Cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air pada biji hingga 15 % yang menyebabkan inti susut dan cangkang biji tetap sehingga inti akan lepas dari cangkang.

3.1.3    Stasiun Penebah (Thereshing Station)
Lori-lori yang berisi buah yang telah direbus dikeluarkan dari dalam sterrillizer dengan menggunakan copstand menuju ke stasiun penebah dengan menggunakan alat pengangkat hosting crame. Pada stasiun ini buah di pipil untuk menghasilkan brondolan dan tandan kosong (tankos). Pada stasiun ini terdapat beberapa alat beserta fungsinya masing-masing, yaitu :
a.       Hopper, sebagai penampung buah hasil rebusan
b.      Automatic bunch feeder, untuk mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus ke drum berputar
c.       Drum berputar/ drum bunch thresher (23-25), tempat perontokan buah dari tandan
d.      Fruit Conveyer yang berfungsi untuk membawa brondolan yang telah rontok ke Elevator
e.       Fruit Elevator yang berfungsi membawa ke atas buah masuk ke dalam digester.




f.       Empty Buch Conveyer yang berfungsi membawa tandan kosong yang keluar dari drum tresher yang telah bersih dari fruit.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikjFMdWmcJIy51jMeeMvs5rTVkqu84oWZUo7Z1JW_m8tNnCSYvRtwulKi0YXfAsderIxShQOs2y7cAd5ahLn7TUimp6hOhTMkfl9LQseuw0NFpVAWu-Tsb5ysHgPjUBxG2AmW3zVw3AdI/s400/21+Rotary+Thresher+Drum.jpg
Gambar Rotary Thresser Drum

Lori-lori diangkat dengan menggunakan hosting crane, yang berbeda angkut 5 ton dan dikendalikan oleh operator, kemudian dituangkan ke dalam hopper, selanjutnya lori diturunkan untuk ditarik kembali ke loading ramp.
Buah di dalam hopper jatuh melalui automatic bunch feeder ke dalam drum berputar yang berbentuk silinder. Drum ini dilengkapi dengan sudut-sudut yang menunjang sepanjang drum. Dengan bantuan sudut-sudut ini, buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga brondolan buah terlepas dari tandannya. Prinsip kerjanya adalah dengan adanya gaya sentrifugal akibat putaran drum. Tandan yang masuk akan melekat pada dinding drum yang berputar, kemudian jatuh karena adanya gaya gravitasi. Kapasitas drum ini adalah 30 ton TBS/ jam. Bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan brondolan terlepas dari tandannya dan melalui celah-celah drum jatuh ke bagian bawah drum yaitu ke bottom cross conveyor, sedangkan tandan kosong terlempar keluar dan jatuh ke empty bunch conveyor dan dibawa ke incerator untuk dibakar.
Brondolan yang terlepas dalam bottom cross conveyor diangkat ke fruit elevator ke  toop cross conveyor yang kemudian diteruskan ke fruit distribution conveyor untuk dibagikan dalam tiap-tiap digester. Di dalam proses perontokan buah, terkadang dijumpai brondolan yang tidak lepas dari tandannya, hal ini disebabkan TBS terlalu mentah sehingga tidak masuk pada proses perebusan, terutama jika susunan brondolan sangat rapat dan padat sehingga uap tidak dapat mencapai kebagian dalam tandan.

3.1.4    Stasiun Pengempaan (Pressing Station)
Stasiun pengempaan adalah suatu pengambilan minyak dari pericrap (daging buah), dilakukan dengan melumat dan mengempa. Pelumatan dilakukan dalam digester, sedangkan pengempaan dilakukan dalam kempa ulir (screw press).

a.       Pelumatan (Digester)
Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak sehingga minyak ini dapat diperas pada proses pengempaan. Pelumatan dilakukan dalam digester yang berbentuk silinder, di sini terdapat 4 unit digester, masing-masing berkapasitas 3,2 ton/jam. Di dalam digester dipasang pengaduk yang berputar pada sumbunya sehingga diharapkan sebagian besar daging buah terlepas dari bijinya. Pada pengadukan dilakukan pemanasan untuk memudahkan pelumatan buah dengan menggunakan air panas bersuhu sekitar 90-95 0C.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtD0Dpanb2lZHkVfMOVoSi8hNFkHul4Ib5Pw1OWaOINnT2x_uCbpkYktW1i4RVZQEHdDymxYmiGYXifRzXrUv37RARGzRTf1XA8Nr6iOTYbJGKulHYZ82uD0oKcgWNI4TbLp4ySrdgqic/s400/31+Pressing,+Digester.jpg
Gambar Digester dan Screw Press
Hal-hal yang harus diperhatikan selama pelumatan adalah sebagai berikut :
1.      Ketel pelumat harus selalu penuh, agar tekanan yang ditimbulkan dapat mempertinggi gaya gesekan untuk memperoleh hasil yang sempurna.
2.      Minyak yang terbentuk pada proses pelumatan harus dikeluarkan, karena bila minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan dapat bertindak sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang.


b.      Pengempaan (Pressing)
Masa hasil proses pengadukan dari digester masuk ke dalam ulir yang bertujuan untuk meremas daging buah sehingga dihasilkan minyak kasar (crude oil). tekanan kempa diatur oleh konus yang berada pada bagian ujung pengempa dan dapat digerakkan maju mundur secara hidrolisis, di sini terdapat 8 unit screw press yang berkapasitas 12 - 15 ton/ jam dengan tekanan 30-40 kg/cm2. Pada proses pengempaan dilakukan penyemprotan dengan air panas agar minyak kasar yang keluar tidak terlalu kental (diturunkan viskositasnya) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat. Penyemprotan air dilakukan melalui suatu pipa berlubang yang dipasang pada screw press.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/35-vibrating-screen-separator.jpg
Gambar Pressing
 Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini, karena tekanan kempa yang terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah (hancur), kerugian inti bertambah dan menpercepat terjadi keausan pada material screw press. Sebaliknya jika tekanan kempa terlalu rendah akan mengakibatkan kerugian (losses) minyak pada ampas press dan biji akan bertambah.
   Hasil pengempresan adalah minyak kasar (Crude Oil) yang keluar dari pori-pori silinder press, dan melalui oil gutter akan menuju ke desanding device untuk awal pengendapan crude oil. Hasil lain adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat dan ampas), yang akan dipecah-pecah untuk memudahkan pemisahan pada dipericarper dengan menggunakan Cake Breaker Conveyor (CBC).


1.      Tangki Pemisah Pasir (Desanding Device/Sand Trup Tank)
Minyak hasil pengempaan pada screw press merupakan minyak mentah yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran. Desanding device adalah sebuah bejana yang berbentuk silinder (2 unit), untuk mendapatkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi. Minyak yang masing mengandung serat dan sedikit kotoran berada pada bagian atas, kemudian dipompakan ke ayakan getar, sedangkan kotoran dan lumpur berada bagian bawah bejana, dialirkan ke fat pit.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/34-sand-trap-tank.jpg
Gambar Sand Trup Tank
2.      Ayakan Getar (Vibrating Screen)
Vibrating screen adalah suatu alat ayakan yang terdiri dari dua lapisan screen dengan ukuran masing-masing 20 mesh untuk top screen dan 30 mesh untuk Bottom Screen, yang digetarkan dengan kecepatan 1500 rpm. Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan non-oil solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang terbawa dari desanding device. NOS yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke degester melalui Refuse Fruit Conveyer, sedangkan minyak turun kedalam ke bak crude oil tank.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUQ6SUpk4FDAguKs4PUHUScEr3Ec582zDjVhMFzhwsDAsR-g3kXVz9hYu39grdNsQYppQ9hWo0w4UaCrL3qsgpb4MEuWIjxcbSKV-ZkOC1WHRcsMusmSAwtM1BtYBYCbauHkRWW1eCMLWM/s1600/vibratingScreen.jpg
Gambar Vibrating Screen
c.       Tangki Penampung (Crude Oil Tank)
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk ditampung sementara sebelum dipompakan ke stasiun pemurnian. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steam, yang menggunakan sistem pipa pemanas. Suhu dipertahankan antara 90-95 oC, dari sini minyak dipompakan ke CST (Continous Stelling Tank).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC4mbf28U_GodPboyk3Dz4FBlt_lyBObu5fTs1kZOwhd8bPdJ3C4JvpczlAzhMmrZiH-STx1B-bCT9VeziER3o1sSpTPHGE5krrDl3DAYldtQkw4v5zQ5zcYeLE04xC_iNWR4E4MlriqI/s1600/bwpt2.jpg
Gambar Crude Oil Tank
3.1.5        Stasiun Pemurnian Minyak (Oil Purifier Station)
            Minyak kelapa sawit kasar yang berasal dari stasiun pengempaan masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain, keadaan ini menyebabkan minyak mudah mengalami penurunan mutu sehingga sulit dalam pemasaran. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolahan untuk memurnikan minyak produksi.
a.         CST (Continous Stelling Tank)
Dari crude oil tank, minyak dipompakan ke CST untuk mengendapkan lumpur,pasir,dengan berat jenisnya dan waktu pengendapannya,maka minyak yang mempunyai densitasnya lebih ringan,aka akan terapung kepermukaan tangki.
Melalui bantuan skimmer (corong ) yang bisa di set naik turun,minyak masuk kedalamnya melalui pure oil tank,sedangkan sludge yang densitasnya lebih berat keluar melalui under flow masuk ke sludge tank.
http://www.fao.org/docrep/005/y4355e/y4355e0d.jpg
Gambar Continous Stelling Tank

b.        Pure Oil Tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam pure oil tank juga terjadi pemanasan (90-95 oC) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air pada proses selanjutnya. Di dalam oil purifier dilakukan pemurnian berdasarkan atas perbedaan dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan putarannya  7500 rpm.
Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas yang lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacum dryer. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blow down ke seluruh pembuangan untuk di bawa ke fat pit.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/45-pure-oil-tank.jpg
Gambar Pure Oil Tank
c.       Vacum Drayer
 Minyak yang keluar dari oil purifier masing mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut minyak dipompakan ke vacum dryer. Disini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih tinggi dari air akan turun ke bawah dan kemudian di pompakan ke storage tank.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/47-vaccum-oil-dryer.jpg
Gambar Vaccum Dryer

d.      Sludge Tank
Sludge yang masih mengandung minyak diendapkan kembali dan dipanaskan dengan suhu 80-90 oC dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas sehingga densitas minyak menjadi lebih mudah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
 Lumpur yang mengendap di-blow down tiap selang waktu tertentu. Kemudian dialirkan ke fat pit melalui saluran-saluran pembuangan, sedangkan lumpur yang masih mengandung minyak dialirkan ke self cleaning strainer yang merupakan saringan berbentuk silinder dan berlubang halus. Dengan adanya perputaran proses, timbul gaya sentrifugal dan minyak akan berada pada bagian tengah dan dihisap oleh pompa menuju balancing tank. Dari  balancing tank ini minyak (yang masih mengandung lumpur halus) dibagi aturannya ke sludge separator dan low speed berjalan konstan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7QCfx0MQ0wKrpS7Ozh0gFfpBGxunGkcpLv3TuAGZhjR8uFmtkdkJ0r1LMODnPqvBIFVRBE7QcZF_yf1aKVCXI5B7GiyfmwqA6JuHqRMaeOrOztOCWwIGy_2cPJ0GlvEJZHK6uD_Izs3Ow/s320/Sludge+tank.jpg
Gambar Sludge Tank
e.       Sludge Separator
Pada sludge separator ini terjadi 2 fase pemisahan minyak kasar dan sludge (mengandung air). Pada bagian ini banyak di pisahkan dari NOS berdasarkan perbedaan densitas oleh gaya sentrifugal dengan kecepatan putaran ± 7500 rpm, serta dilakukan juga penambahan air pemanas dari hot water tank untuk mempermudahkan pemisahan minyak dengan sludge. Minyak yang mempunyai densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudut-sudut (paring  disk), dan dialirkan kembali ke CST. Sedangkan sludge (mengandung air) yang mempunyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat pit.
1.      Decanter
Pada Decanter terjadi pemisahan tiga fase yaitu minyak, air dan padatan (Solid). Decanter bekerja berdasarkan gaya sentrifugal terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang diam (Caning) dan bagian yang berputar merupakan tabung (Bowl) dengan putaran 3.500 rpm dan di dalamnya terdapat ulir (Screw Conveyor) dengan putaran sedikit lebih lambat dari putaran tabung. Akibat gaya sentrifugal padatan bergerak ke dinding Bowl dan didorong oleh Screw di bawah. Padatan yang berbentuk lumpuir dibuang, sedangkan cairan bergerak berlawanan arah dengan padatan akan terjadi pemisahan lebih lanjut akibat gaya sentrifugal. Cairan dengan densitas lebih kecil yakni minyak akan menuju poros dan dialirkan kembali ke CST, sedangkan air kotornya dialirkan kesaluran pembuangan menuju Fat Pit.
2.      Fat Pit
Fat pit merupakan kolam untuk penampung air limbah yang masih terdapat minyak. Disini diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran stage. Selanjutnya minyak yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (dengan cara penyemprotan dengan air oleh operator), dan ditampung pada sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit, dan kemudian dipompa ke CST untuk proses permurnian kembali. Minyak yang sudah melewati vacum dryer dipompakan ke strorage tank. Minyak yang dihasilkan dari daging buah inti disebut juga crude palm oil (CPO).
3.      Storage Tank
Minyak yang dikeringkan dari air dengan vacum dryer, kemudian dipompakan ke storange tank (tangki timbun), dengan suhu simpan 45-60 oC. Setiap hari dilakukan pengujian mutu minyak sawit. Minyak yang dihasilkan dari daging buah ini berupa minyak kasar atau disebut juga crude palm oil (CPO).
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSVNo9cLN8VbqWNjDQ8flXulRD6MjrtrHtsw6qgNzmouSKB0x47
Gambar Storage Tank

3.1.6        Stasiun Pengolahan Biji Sawit (Kernel Plant Station)
Tujuan dari pengolahan inti adalah untuk memisahkan inti (kernel) dari cangkanya untuk mempersiapkan akan diolah di pabrik pengolahan inti sawit. Pengolahan inti pada dasarnya adalah sebagai berikut:
1.      Pemisahan serabut dari biji (Cake Braker Conveyor)
2.      Pemeraman biji
3.      Pemisahan inti dari cangkangnya
4.      Pengeringan
a.       Cake Braker Conveyor (CBC)
Ampas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan biji yang masih menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu talang yang terdiri dari pedal-pedal yang berputar pada poros dan dilengkapi dengan steam jacket untuk mengalirkan steam sebagai media pengering dengan temperatur sekitar 90-95 oC. CBC berfungsi untuk mengeringkan dan memecahkan gumpalan-gumpalan ampas kempa (untuk mempermudah pemisahan biji dan serat) dan membawanya ke depericarper.
1.      Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan biji serta memisahkan biji dari sisa-sia serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari separating colom dan polishing drum. Ampas dan biji dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fibre cyclonel dan melalui air lock masuk dan ditampung dalam sheel bin sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat seperti biji utuh, biji pecah, inti utuh dari pecah turun ke bawah masuk ke polishing drum.
Polishing drum berputar dengan kecepatan 26 rpm, dilengkapi dengan plat-plat besi berbentuk cincin. Akibat dari perputaran ini terjadi gesekan yang megakibatkan serabut terkikis dan terlepas dari biji bersamaan fraksi kecil lainnya jatuh melalui lubang cincin ke nut elevator dan diperam di nut silo dan akan dipecahkan menggunakan mesin ripple mill.
2.      Nut Silo
Adapun fungsi dari alat ini sebagai tempat penerimaan biji. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecahkan dan inti lekang dari cangkangnya. Nut silo juga berfungsi untuk menurunkan pengaruh pectin (yang berfungsi sebagai lem pelekat) yang terdapat antara cangkang dan inti.
Nut silo dalam tiga tingkatan suhu (udara panas) yang berbeda, yaitu berturut-turut dari atas ke bawah adalah 70 oC, 60 oC, dan 50 oC. Lamanya proses pemeraman akan keluar secara teratur sedikit demi sedikit ke ripple mill (pemecahan biji) yang diatur oleh nut shocking grate yang terletak dibagian nut silo.
3.      Rippel Mill
Biji dari nut silo masuk ke rippel mill untuk dipecahkan sehingga inti terpisah dari cangkangnya. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal. Sehingga biji keluar dari motor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan inti pecah. Kecepatan putarannya 900 rpm. Disini terdapat 4 unit ripple mill dengan kapasitas setiap unit 4-6 ton/jam. Setelah dipecahkan, inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran dibawa ke Cracked Mixture Separating Column melalui Cracked Mixture Conveyor dan Cracked Mixture Elevator. Campuran ini terkadang mengandung kotoran berupa pasir yang tertinggal saat pembawaan.
4.      Cracked Mixture Separating Column
             Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan akan diserap oleh Separating Column Fan (LTDS I). Fraksi-fraksi ringan yang dihisap terdiri dari cangkang dan serabut masuk ke Shell Bin melalui Fibre Conveyor. Fraksi yang berat turun ke bawah dan masuk ke screened particle drum  dan sebelumnya disortir terlebih dahulu fraksi besar yang terdiri batu-batuan di vibrating grade. Biji utuh hasil pemisahan pada vibrating grade dan screened particle drum dikembalikan ke ripple mill untuk dipecahkan kembali.  Inti dan sebagian cangkang yang terpisahkan, dipisahkan kembali pada dust separating column air lock kedua. Inti dari hasil pemisahan ini dibawa ke kernel silo melalui kernel conveyor, kernel elevator, dan kernel distribution conveyor. Cangkang hasil isapan  dust conveyor air lock dibawa ke shall bin dan akan bercampur dengan serabut dari Fibre Cyclone sebagai bahan bakar Boiler.
5.      Claybath
            Claybath adalah alat pemisah inti, inti pecah dengan cangkang. Proses pemisahan ini secara basah dengan memanfaatkan berat jenis dari bahan yang dipisahkan dengan larutan koloid yang mempunyai berat jenis diantara kedua bahan tersebut. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk disimpang dengan suhu tertentu.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/81-claybath.jpg
Gambar Claybath

6.      Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti yang berasal dari pemisahan inti yang melalui kernal distribution conveyor didistribusikan kedalam dua unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo ini, inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari boiler merupakan hasil pengontakan dengan steam. Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-90 oC selama 6-8 jam.
Inti kelapa sawit yang telah dikeringkan dalam kernel silo keluar melalui bagian bawah dan ditiup oleh winning fan untuk memisahkan sisa-sisa cangkang, sedangkan inti masuk ke kernel bagian bin. Dari sini inti ditampung dalam karung untuk disimpan dalam gudang sebagai stock pengiriman, sedangkan cangkan yang terpisahkan dibawa ke shell bin sebagai bahan bakar boiler.
https://ivanemmoy.files.wordpress.com/2012/04/83-kernel-silo.jpg
Gambar Kernel Silo
3.2              UTILITAS
Penyediaan utilitas merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam suatu pabrik. Pengolahan kelapa sawit merupakan suatu proses untuk menghasilkan minyak kelapa sawit yang melalui tahap perebusan, pemipilan, pelumatan, pengempaan, pemisahan, pengeringan dan penimbunan. Dengan demikian akan diperoleh suatu produk akhir yaitu minyak kelapa sawit. Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit di Cot Girek terdapat 4 unit utilitas yaitu sebagai berikut :
1.      Pengolahan air (water treatment)
2.      Pembangkit tenaga (power plant)
3.      Laboratorium
4.      Pengolahan limbah

3.2.1        Pengolahan Air (Water Treatment)
Air pada pabrik kelapa sawit PKS Cot Girek berasal dari Dam 5 yang berjarak ± 1,8 km dari lokasi pabrik. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting karena air ini akan diolah untuk menghasilkan steam yang dibutuhkan dalam pengolahan dan pengoperasian pabrik. Air yang dihasilkan dari pengolahan ini harus memenuhi standar air umpan boiler.

3.2.2    Kolam Penampungan (Waterbase)
Air dari Dam dipompakan ke dalam kolam penampungan. Pada kolam ini terjadi pengendapan (lumpur dan kotoran) secara alami. Dari kolam ini air dipompakan ka clarifier tank.

3.2.2        Tangki Pengendap (Clarifier Tank)
Clarifier tank  ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu proses pengendapan. Ke dalam clarifier di injeksikan bahan kimia yang berupa soda ash dan tawas. Soda ash berfungsi sebagai pengatur pH yakni berkisar antara 6-7, sedangkan tawas berfungsi menggumpalkan kotoran dalam air sehingga mengendap dalam dasar tangki. Air pada bagian atas dialirkan kebagian reservoir tank yang berfungsi untuk menampung air sebelum dialirkan ke sand filter.

3.2.3        Penyaring Pasir (Sand Filter)
Air dari reservoir tank dipompakan ke sand filter. Air ini masih mengandung padatan tersuspensi, sehingga dalam sand filter air disaring melalui pasir-pasir halus. Partikel akan bertambah pada permukaan pasir dan air mengalir melalui bagian bawah dan dipompakan ke water tower. Pada  water tower pertama, air yang telah bersih dialirkan ke komplek perumahan, sedangkan pada tower kedua airnya agak keruh, maka akan dialirkan untuk keperluan pengolahan air umpan boiler, keperluan domestik, keperluan proses dan sebagainya.

3.2.4        Tangki Penukar Kation
Untuk air boiler, air yang digunakan berasal dari water tower dipompakan ke tangki kation. Kation tank ini berisi resin  kation yang bersifat asam. Adapun fungsi tangki kation adalah menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam-garam alkali dan mengurangi zat-zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel
Pada proses ini terjadi pertukaran ion antara kation-kation Ca2+, Mg2+ dan ion lain dalam air dengan kation H dalam resin. Pada suatu saat resin ini akan jenuh, maka untuk meregenerasi atau mengaktifkan kembali resin harus diinjeksikan kelarutan asam sulfat (H2SO4) kedalam tangki selama 24 jam.

3.2.5        Degasifier Tank
Air umpan boiler setelah melewati tangki penukar kation, maka iar tersebut dialirkan ke degasifier tank yang bertujuan untuk menghilangkan gas CO2. Kemudian air tersebut dialirkan ke tangki anion.

3.2.6        Tangki Penukar Anion
Fungsi tangki penukar anion adalah menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, HCL, H2SIO3 yang terbentuk pada tangki penukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi,menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral sehingga air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam mineral. Pada suatu saat resin anion ini akan jenuh, maka untuk meregenerasi kembali resin tersebut ke dalam tangki diinjeksikan larutan NaOH.

3.2.7        Feed Water Tank
Air yang berasal dari tangki anion dikumpulkan dalam feed water tank  dipanaskan dengan menggunakan steam hingga temperatur 80 oC. Pemanasan bertujuan untuk mempermudah pelepasan gas pada deaerator.
3.2.8    Deaerator
Deaerasi bertujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang terlarut dalam air yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa boiler. Penghilangan gas-gas tersebut dilakukan dengan cara pemanasan dengan menggunakan steam yang diinjeksikan langsung ke dalam air yang berlawanan arah dengan aliran air. Temperatur di dalam tangki dijaga kosntan, temmperatur air sekitar 80-90 oC. Air yang keluar dari deaerator sebelum masuk ke boiler diberikan bahan kimia yang berguna untuk menurunkan pH, mencegah terjadinya korosi dan pembentukan kerak pada ketel.

3.2.9        Pembangkit Tenaga (Power Plant)
   Pembangkit tenaga adalah tenaga penggerak yang digerakkan oleh turbin uap boiler, turbin dan pressure vessel.

3.2.10    Boiler
Untuk mendapatan uap dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan, maka air yang berasal dari tangki aerator di proses dalam boiler. Bahan bakar yang digunakan berasal dari pengolahan kelapa sawit berupa serabut (fibre) dan cangkang.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRQgwAXN8TNJybec4548tDEjkkpq8E9elsLJZSAe8DGWtKXRYB1SpZG3nRTr_E_RqcYvBFITD68ueZ5jfl5GI2cPcr-ifw7zSuMn-gVnFBh2U5lBbBtB2FqJHsTBVviwhvYHpq83bJrb0/s400/91+Steam+Boiler.jpg
Gambar Boiler

3.2.11    Turbin Uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan sudut-sudut turbin dan untuk menggerakkan generator yang porosnya dikopel dengan roda gigi. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga listrik yang akan digunakan untuk menggerakkan motor-motor dalam proses pengolahan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62doIJCA8lgt0fM5dMnGxZwM4C056w3MukRiVYa6B82K-W-88zcob_u0cFwvnMfnWTkBw_gFJFtpup-fjuudtqRKNtAJ4E_R4-50xTLy_gk-ehzwSSEworDMC90lq6cBVh7PJh56ZR6U/s400/97+Steam+Turbine.jpg
Gambar Steam Turbin

3.2.12    Mesin Diesel
Pada pabrik kelapa sawit Cot Girek memiliki dua unit mesin diesel dengan kapasitas masing-masing 250 KVA untuk dua unit dan satu unit lagi dengan kapasitas 287,5 KVA. Mesin diesel dengan kapasitas 250 kVA selalu dioperasikan pada saat yang sama untuk memenuhi kebutuhan beban di pabrik dan perumahan. Sedangkan diesel dengan kapasitas 287,5 KVA dioperasikan hanya pada waktu tertentu.

3.2.13  Back  Pressure Vessel (BPV)
  Sisa uap yang dihasilkan oleh turbin dikumpulkan dalam suatu intalasi yang disebut BPV. Uap ini akan digunakan untuk proses pengolahan pada alat –alat yang memerlukan uap,seperti pada proses perebusan,pelumatam dan pemanasan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdgmMWq4v13CiyBPwd1lNlzbuk6t4m2mYNmcbsYkdEJrGsa4fYKKpfX3aKENDS5zJqMNOqpXFaIbXo5ax6B6PaFzuWKbXzkIl5_Q0KCjc-voEaKmtjA83Q-I70S_hBDuDxc_1kxj-0SvU/s400/99+Back+Pressure+Vessel.jpg
Back  Pressure Vessel (BPV)

3.2.14    Laboratorium
   Laboratorium berfungsi untuk untuk mengontrol kualitas produksi dan jalannya proses produksi. Pada laboratorium pabrik minyak kelapa sawit Cot Girek ini, yang diperiksa adalah sebagai berikut :
a.       Mutu air
b.      Mutu buah
c.       Kerugian (losses) dalam proses pengolahan
d.      Mutu produksi
 Air yang dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas. Analisa yang digunakan untuk melihat untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut :
a.       pH
b.      Kesadahan
c.       Analisa TDS (Total Dissolved Solid)
d.      Kadar silika
e.       Alkalinitas
Untuk melihat mutu kelapa sawit, maka dilakukan analisa dengan cara sortasi. Selama  berlangsungnya proses pengolahan terjadi losses minyak. Besarnya persentasi losses ini tidak boleh melebihi standar yang telah ditetapkan. Analisa losses ini dilakukan (sampel yang diambil) pada :
1.         Analisa losses pada Crude Palm Oil (CPO) adalah sebagai berikut:
a.       Air rebusan
b.      Tandan kosong
c.       Ampas press
d.      Nutten
e.       Sludge separator
f.        Fat pit
g.       Cangkang
h.      Fibre cyclone


2.       Analisa losses pada inti Kelapa Sawit (IKS) adalah sebagai berikut:
a.       Fibre Cyclone
b.      LTDS I
c.       LTDS II
d.      Clay Bath
Produk akhir dari pabrik berupa crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel) akan dianalisa, yaitu terhadap :
a.       ALB (asam lemak bebas)
b.      Kadar kotoran
c.        Kadar air.

3.3              Pengolahan Limbah
Kelapa sawit yang diolah pada  pabrik PKS Cot Girek menghasilkan 2 jenis limbah yaitu limbah cair dan limbah padat.

3.3.1        Limbah Cair
Limbah cair yang ada terlebih dahulu dinetralkan sebelum dibuang ke sungai agar memenuhi standar yang ada. Limbah cair ini mengandung senyawa organik yang dapat  mengalami degradasi dengan adanya bakteri pengurai. Limbah yang mengandung senyawa organik diolah dalam kondisi anaerobc dan aerobic.

3.3.2        Fat Pit
             Limbah cair yang masih mengandung minyak dikumpulkan dalam kolam fat pit untuk dikutip minyaknya, prinsip pemisahan disini berdasarkan perbedaan densitas,dimana minyak akan naik ke atas lalu dipompakan kembali ke crude oil tank. Limbah yang tersisa pada bagian bawah fat pit mempunyai temperatur 60-70°C. Air limbah segar yang keluar dari pabrik didinginkan pada colling tower (residu). Pendingin air limbah dengan colling tower dibantu dengan bak pendingin, alat ini mampu menurunkan suhu dari 70°C menjadi 40°C.

3.3.3        Netralising Pond
Limbah yang masih mengandung asam tidak sesuai untuk pertumbuhan mikroba, karena itu perlu dinetralkan dengan penambahan bahan–bahan kimia. Penambahan ini bertujuan untuk mencairkan  air limbah yang bergunak untuk memudahkan pengolahan lebihn lanjut. Pada  kolam ini juga dilakukan pembiakan bakteri pada awal pengoperasian yang memerlukan kondisi- kondisi sebagai berikut :
1.      PH netral
2.      Nutrisi yang cukup
3.      Kedalaman kolam 5-6 meter
4.      Ukuran kolam di upayakan dapat menampung air limbah

3.3.4        Limbah Padat
  Limbah padat yang terdapat pada pabrik pengolahan kelapa sawit berupa tandan kosong, cangkang, abu bakaran tangkos, dan fiber  (ampas pressan). Tandan kosong terkadang masih mengandung buah yang tidak lepas pada saat perontokan. Tandan kosong yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk pada tanaman  kelapa sawit, sedangkan tandan kelapa sawit yang telah dibakar berguna sebagai pembersih sisa-sisa minyak pada peralatan
Serabut yang merupakan hasil pemisahan dari fiber cyclone mempunyai kandungan cangkang dan inti kelapa sawit yang terikut dapat dipergunakan untuk bahan bakar boiler. Kualitas asap pembakaran pada dapur ketel uap dipengaruhi oleh jumlah komposisi serat tersebut. Serabut dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler.







Lihat Juga :

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Laporan Kimia Analisa Oksidimetri Dan Reduktometri

Laporan Indikator Asam Basa