Laporan Kimia Analisa Oksidimetri Dan Reduktometri



ABSTRAK
Metode titrasi langsung dinamakan iodimetri mengacu kepada titrasi dengan menggunakan suatu larutan ion standar, sedangkan metode titrasi tak langsung dinamakan iodometri, adalah berkenaan dengan titrasi dari ion yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi dari system reversible adalah 0,5345 Volt. Zat-zat pereduksi yang kuat (zat-zat dengan potensial yang jauh lebih rendah), seperti timah (II) klorida, asam sulfat, hidropgen sulfida dan natrium triosulfat (Na2S2O3) bereaksi lengkap dan cepat dengan iod bahkan dalam larutan asam.
Kata Kunci : iodometri, titrasi, reversible



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Judul Pratikum         : Analisa Oksidimetri/Redukometrit
1.2       Tanggal Pratikum     : 12 Oktober 2015
1.3       Pelaksana Pratikum  : Aulia Fahri                  (140140002)
1.4       Tujuan Pratikum      : Panentuan suatu zat kimia itu terjadi reaksi oksidasi atau reduksi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Reaksi Iodida
Suatu garam ferry bereaksi dengan iodide sebagai berikut :
2Fecl  +   2 KI          2Fecl  +   kcl    +    I2
Reaksi ini adalah kesetimbangan, akan terjadi dalam lingkungan asam dengan larutan iodide berlebih untuk menghilangkan kehilangan reaksi harus dilangsungkan dalam labu tertutup dan pengruh oksigen harus ditiadakan dengan CO2 ( Panduan Praktikum ).

2.2       Teori Iodimetri dan Iodometri
Metode titrasi langsung dinamakan iodimetri mengacu kepada titrasi dengan menggunakan suatu larutan iod standar, sedangkan metode titrasi tak langsung dinamakan iodometri, adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi nolmel dari system reversible adalah 0,5345 Volt.
I2 (solid)     +     2e-       2I-
Persamaan diatas mengacu kepada suatu larutan, air yang jenuh dengan adanya iod padat, reaksi setenga sel ini akan terjadi,  misalnya menjelang akhir titrasi dari iodide dengan suatu zat pengoksidasi seperti kalium pemenganat, ketika kosentrasi ion uodidi menjadi relative rendah. Dekat permukaan atau dalam kebanyakan titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat berlebih, terbentuk ion triodida :
I2 (aq)     +     I-           I3-
Karena iod mudah larut dalam larutan iodide, Reaksi setengah sel itu lebih baik ditulis sebagai berikut :
I3-     +      2e-         I3-
            Dan potensial reduksi standarnya       adalah 0,5355 volt. Maka iod atau iod triodida merupakan zat pengoksidasi  yang jauh lebih lemah ketimbang kalium pemanganat, kalium dikromat dan serium (iu) sulfat. Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod, digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodide,  dank arena itu spasi reaktifuga adalah ion triodida. Untuk tepatnya,semua persaaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukqan I2, missal :
                                    I3-   +   2S2O32-         3I-    +    S4O6 2-
Akan lebih akurat dari pada :
                                    I2    +   2S2O3 2-         2I-    +    S4O6 2-
Namun demi kesederhanaan, persamaan dalam buku ini biasanya lebih banyak ditulis dengan rumus-rumus iod indekuler daripada ion triodida (Underwood, 1999).

2.3       Zat-zat pereduksi
            Zat-zat pereduksi yang kuat (zat-zat dengan potensial yang jauh lebih rendah), seperti timah (II) klorida, asam sulfat, hidropgen sulfida dan natrium triosulfat (Na2S2O3) bereaksi lengkap dan cepat dengan iod bahkan dalam larutan asam. Dengan zat pereduksi yang agak lemah. Missal arser trivalent, atau stibium trivalent, reaksi yang lengkap hanya terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau sangat sedikit suasana asam. Pada kondisi ini potensial reduksi dari zat pereduksi adalah minimum, atau daya mereduksinya adalah masimum.
            Jika suatu zat pengosidasi kuat di olah dalam larutan yang netral atau larutan yang asam dengan ion iodide yang sangat berlebih,yang terakhir bereaksi dengan zat pereduksi dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal demikian, sejumlah iod yang eqivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat pereduksi, biasanya natrium triosulfat (Na2S2O3).
            Potensial reduksi normal dari iod-iodida tak bergantung pada PH larutan, semua yang terakhir berada pada PH  ± 8, pada nilai-nilai yang lebih tinggi, iod bereaksi dengan ion hidroksida untuk membentuk iodide dan hipoiodit yang sngat tidak stabil, dimana hasil terakhir ini cepat sekali diubah menjadi padat dan iodide oleh reaksi oksidasi dan reduksi.
I2    +   2OH       I-   H2O
3 IO-        2I  +   IO3-
            Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar primer untuk iot dan natrium tiosulfat dan dianjurkan apabila tiosulfat harus digunakan untuk penentuan tembaga. Potensial standar pasangan Ci (II)-Cu (I).
Cu 2+      +         Cu+
            Adalah ± 0,15 volt dan dengan demikian iodium Eº = _0,53 V merupakan reaksi oksidasi yang lebih baik dari pada ion Cu (II), akan tetapi bila iodide ditambahkan pada suatu larutan Cu (II), maka siatu endapan CuI terbentuk :
                        2Cu 2+   +   4      2 CuI (p)   +  I2
            Reaksinya dipaksa berlangsung kekanan dengan pembentukan endapan dan juga dengan penambahan ion iodide berlebih. PH larutan harus dipertahankan oleh suatu system buffer, lebih baik anatar 3 dan 4, pada harga PH lebih tinggi hidrolisa sebagian dari ion Cu (II) berlangsung bereaksi dengan ion iodide adalah lambat, dalam larutan berasam tinggi oksida dengan katalis tembaga dari ion iodide terjadi dengan kecepatan yang cukup tinggi.
            Jika anion (seperti asetat) digunakan dalam buffer membentuk suatu kompleks cukup stabil dengan ion Cu(II), reaksi antara ion Cu(II) dan ion iodide dapat dicegah untuk berlangsung secara lengkap. Jika iodium dihilangkan dengan titrasi dengan tiosulfat, komple Cu(II) berdisosiasi untuk membentuk ion Cu(II) lebih banyak, yang pada gilirannya bereaksi dengan iodide untuk membebakan lebih banyak iodium. Ini menyebabkan suatu titik akhir yang terulang kembali.
            Telah diketahui bahwa iodium ditahan karena adsorbsi pda permukaan endapan tembaga (III) iodide dan membuatnya bewarna abu-abu dari pada putih. Kecuali kalu iodium dihilangkan, maka titik akhir dicapai terlalu cepat dan dapat berulang jika iodium lambat dilepskan dari permukaan (Kalskarboni, 2010).






BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1       Alat dan Bahan.
3.1.1    Alat-alat
1.      Neraca digital
2.      Buret
3.      Statif
4.      Erlenmeyer
5.      Gelas ukur
6.      Labu ukur
7.      Pipet tetes
8.      Bola hisap
9.      Pipet volume
10.  Kaca arloji
11.  Spatula
12.  Corong
3.1.2    Bahan yang digunakan
Berdasarkan percobaan yang akan dilakukan untuk menentukan zat kimia yang terjadi reaksi oksidasi atau reduksi maka diperlukan Bahan-bahan sebagai berikut :
1.      FeCl2
2.      HCl  4 N
3.       KI 20 %
4.      NaHCO3
5.      Tio 0,1 N
6.      Kanji
7.      Aquades


3.2       Prosedur Kerja
            Adapun Prosedur Kerja yang dilakukan sebagai berikut :
1.      Di timbang 2 gram FeCl2 dan di masukkan ke dalam labu ukur yang berukuran 100 ml, larutan sebanyak 2 ml dan di masukkan ke dalam Erlenmeyer tertutup.
2.      Kemudian di tambahkan dengan 3 ml HCl  4 N, 5 ml KI 20% dan 1 gram NaHCO3 sampai terbentuk CO2 (larutan berwarna orangen), lalu di diamkan selama 10 menit.
3.      Di titrasikan dengan tio 0,1 N (sampai larutan bening), lalu di tambahkan amilum yang sudah di encerkan (dipanaskan) sampai larutan keruh.
4.      Di titrasi lagi dengan tio 0,1 N sampai larutan berubah menjadi bening
            Hitung kadar FeCl2 dalam sample :
            %FeCl =  x  x 100%
            %Fe     =  x % FeCl2
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil
Tabel 4.1 hasil data pengamatan analisa oksimetri / reduktometri
NO
          Cara Kerja
                Hasil Pengamatan
1.
2 ml larutan Fecl2 + 3 mlHcl
4 N + 5 ml KI 20 % + 1 gr NaHCO3
-larutan menjadi kuning kecoklatan
-larutan bereaksi membentuk gelumbung-gelumbung
2.
Larutan di tambah aquades 10 ml kemudian di titrasi
-warna menjadi kuning
-volume titrasi 8 ml
3.
Larutan di tambah 20 tetes amilum 
-warna menjadi kuning pekat
4.
Larutan di titrasi kembali
-warna menjadi kuning bening
-volume titrasi 6,5 ml

4.2       Pembahasan
Dari hasil percobaan, dapat di simpulkan bahwa larutan Fe yang dengan 3 ml HCl 4 N, 5 ml KI 20 % dan 1 gram NaHCO3  dan  juga taambahkan kanji setelah di titrasi dengan tio maka larutan menjadi kuning. Fungsi penambahan HCl pada saat sebelum titrasi adalah agar suasana menjadi asam, karena memiliki daya oksidasi yang kuat dalam suasana asam.
     Reduksimetri adalah metode titrasi redoks dengan larutan baku yang bersifat sebagai reduktor dan salah satu metode  reduksimetri yang  terkenal adalah iodometri larutan baku yang di gunakan adalah natrium tiosulfat yang dapat titrasinya mengalami oksidasi.
2S2O 3 → S4O3 + 2 e
     Larutan di tambah 20 tetes amilum warna menjadi kuning pekat kemudian larutan di titrasi kembali warna menjadi kuning bening. Tujuannya penambahan amilum pada larutan berfungsi sebagai indicator warna. Sedangkan fungsi titrasi pada percobaan ini adalah untuk mendapatkan kesetimbangan pada larutan, ini membuktikan bahwa pada sampel tersebut ion Fe telah mengalami reduksi.
Dari data di dapat kadar % Fecl2 sebanyak 15,59 % dan setelah di cari berat ekuvalen (BE) maka dapat  juga % Fe sebesar  8,19 %.
























BAB V
KESIMPULAN
5.1       Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan, maka dapat di simpulkan sebagai berikut  :
1.      Fungsi penambahan HCl pada saat sebelum tittrasi adalah agar suasana menjadi asam, karena dalam suasana asam memiliki daya oksidasi yang besar.
2.      Tujuan penambahan amilum pada larutan berfungsi sebagai indicator warna.
3.      Tujuan titrasi pada percobaan ini adalah untuk mendapatkan kesetimbangan pada larutan.
4.      Kadar %FeCl sebanyak 18,59 % dan setelah di hitung ekuvalen (BE) maka di dapat % Fe sebanyak 8,19%.        
5.2       Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pratikum mahasiswa di harapkan untuk belajar pratikum apa yang akan di lakukan agar mempermudah pada saat pratikum di laksanakan.






 DAFTAR PUSTAKA

Day, Underwood. 1999. Analisa Kuantitatif. Edisi VI. Jakarta: Erlangga
Gillis, Oktoby. 2003. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Gresikanti, Kalskarboni. 2010. 1 Jam Jago Kimia. Bogor: PT Niaga
Hervey, David. 2000. Modern Analition Chemistry. New York: MC Grow Hill
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga





LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1.      %FeCl2 = 
                         =   x =  x 100 %
                         = 18,59 %

2.       % Fe   =  x %FeCl2
            =  x 18,59 %
                        = 8,19 %






LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN

1.      Sebutkan pengertian kesetimbangan?
Jawab :      Kesetimbangan adalah kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri.
2.      Tuliskan contoh reaksi kesetimbangan?
Jawab :           
    1.  2Fecl2 + 2Kr      2Fecl2  +   Kcl    +   I2
    2. N2   +    3H2        2NH3
    3. 2HBr     →     H2     +     Br2
  1. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi?
Jawab :           
a.       Perubahan kosentrasi.
b.      Perubahan suhu
c.       Perubahan tekanan
d.      Perubahan katalisator
  1. Jelaskan pengertian Iodimetri?
Jawab :      Metode titrasi langsung yaitu mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar.
  1. Gambarkan alat-alat yang di pergunakan dalam percobaan ini ?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibu5gQl1cZ-ms5WRS4-zM5fX3MCkhhX1Y5Q20F7bC5Trkwb-HJoNDlzfIgdA2HHLg15DurlMVLkQrYb7_rYZgURYjCjteurib5-EEkoZvGfnhH8IKDpRnH6qfrV9VGKJgT2yZCnG5SIxCW/s1600/buret.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4ppAfwFH8H-59KAAZuzpyEJQE06gLlZZWZrHYf_i528CNn-m4PfSxPFtjOyZY2Lkog2bb_3FHa3S8-J_GP4yADyZ5fP8Op3HvXEEBMN7g4eQZc7ZZHdOpFZRxmmdwSRYvBwHNJfREUH6W/s1600/statif.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWnMAvKXaFq6yvzJztuknp156HIwT9KZyFu-aPzdRNi_XnbeazTwn1yf7GfDFuXRCqZoUBM-GWDPyPPNtgXSIe0NDUX5k5hPq_EzJrNw8C0lk4UlFMqRgGmwrTsL2l4ntP1_r0XspL7VFn/s1600/neraca.jpg






                          
            Neraca Digital                                 Buret                                           Statif

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzsnYS2U_428sQ-M5Usyx5Z6Pq9ezjdjRlFcCVKWuYtvsk-mBH_jZxJi4MONSiSps1paDdebIXTmPaN1M-TyeJowU8lbAkfaunGoSblz46B7RCpD1ZGJu5NJe17F5KxhWp54GtMq5REnl_/s1600/gelas+uku.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3C85iOALdLJ8mDjXcQVp38Ba0mUQb9VoKV2bWmubt5NXQS5wvc4J6VbAlTVulL1eIcNuWmDPHzZm_f4aT7JLrsI6rzATwXy5s1fogeyxGp2yFuJpF4A_na_HdLfWEVyzomvGGXk7LWSUu/s1600/erlenmeyer.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj55JqiReQ1x0vAczErUSOzKIKAUX0BMVwZ6VkjPQkn9wGPXZHlgrLrSVb-tBYnMECgv1CHfKAPOHaAeVeGxkE1ICIYJpg02DpXLkQfsCJbsqasylrE-MgBSQBVhopP045wW9hx3g7fcrWu/s1600/labu+ukur.jpg










            Erlenmeyer                                 Gelas Ukur                                   Labu Ukur



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4FwjsXkpq77si1kt27CP8twok12yU0QdcDsCS0_e_RD9FQtP3TDc2PYIb60cmfM8qP3_KHf13xB_CY5ZMoh6NjpeIhVofizSP2JF3cH_9E-Sqc0nOABrGdBBEL8IduizLkv0j7rhyphenhyphenolF8/s1600/pipet+tetes.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4P7PRNIsp1V4cG0YgaG5LjIqxG_uR5ZUlIomK4SZbiSI1ns-XeFlGIzZwZaWGXK4Ed5vglIFKjGIF7T55he98V7vP16Y-LRK1ARv7OjQk11o4zDcyBb1Yp8uAU9vMfqL1Ey9daZGZ9O1D/s1600/pipet+ukur.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjKxXigC2HUTOgd6AQhOF9mvx8ddASb3Nwb5-h8e-g6PZytgLMHwe7HzIjtM1VCYF70mKHplvJEog9DP-p6oIsv1G-3V_GEXu_yxdN-N34Yf8YhCAZZpIW4_0a4rJZGLw_EH8lUBkwN956/s1600/bola+hisap.jpg







              Pipet Tetes                               Pipet Volume                            Bola Hisap



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6sz83gjt4YFvPfyRHyqaa54R89wAgQEa2elQoRdUzH_OePG81Jhog_9Fg01j48hsnZq1KJF7xyCrQfndZLf2SLoCkNymuv2VUcC6CIzBKt1H6vDfFcbDs22aBNdd7-_b3DkrwOaDKUydS/s1600/coronngggg.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiISkufpe9RwuGUtixoT353ExX4nl0xBb4xtWeU1Pe59cx8TU8E9cTWQqj2aoiwybOMNZATV0CieAHkKDJFaB0pS3gJlKd_GLxg0mWApmcCHxNMKeBrNBNyP8IRAv-G8_i8MK_5EfhzAUB-/s1600/kaca+arloji.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn4YhC3DWa1tDjLNk8QuIbTXo8CiAbzD4YoNJ-pyOkfdsssT0Hq55OUob8X2pFbDOdcoEHLJVMqF6MatiRhQDY4GVOvRy4PY-MDlFaAokElhpm0GOUf6JkYCfQfSEPIUVcfJ5Z0MH0zHZS/s1600/batang.jpg







                  Corong                              Kaca Arloji                              Spatula

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Industri CPO dan PKO

Laporan Indikator Asam Basa