Laporan Indikator Asam Basa



ABSTRAK
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Kata Kunci : Asam,basa,pH,asam pekat dan elektron

BAB I
PENDAHULUAN
Judul Praktikum            : Indikator Asam Basa
B.              Tanggal Pratikum           : 26 Oktober 2015
C.              Pelaksana Praktikum     : Aulia Fahri

I.         Tujuan Praktikum
       Mengamati perubahan-perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, apakah larutan tersebut itu asam atau basa atau netral. Alerts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trial pH tertentu. Kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui beberapa pH suatu larutan (Sukarjo,1984)
          Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan anorganik (Modul, 2015)

2.1     Teori Asam-Basa Menurut Para Ahli
1.       Teori Asam-Basa Arhenius
          Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.
2.       Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry
          Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor H+). Basa dalah suatu senyawa yang dapat menerima proton (akseptor ion H+).
3.       Teori Asam-Basa Lewis
          Asam merupakan partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi (donor) psangan elektron (Nana, 2006)

2.2     Indikator Asam-Basa
          Indikator asam-basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut.
          Indikator asam-basa biasanya adalah basa atau asam organik lemah. Senyawa indikator yang tidak terdiosiasi akan mempunyai warna berbeda dibandingkan dengan yang terionisasi.
          Sebuah indikator asam-basa tidak mengubah warna larutan murni asam-basa pada konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang menandakan kisaran dari pH.
          Penggunaan indikator asam-basa adalah larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam. Basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.

2.3     Indikator yang Biasa Digunakan
2.3.1  Indikator  Asam-Basa Buatan
          Kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru merupakan contoh dari indikator buatan. Indikator lain yang berupa kertas lakmus adalah indikator universal.
          Indikator buatan juga dapat berubah, larutan indikator PP atau phenoftalein dan metyl jingga.
          Indikator buaan juga dapat berupa perangkat elektronik seperti pH meter. Larutan yang bersifat asam akan memiliki pH lebih kecil dari 7, larutan yang bersifat netral memiliki pH sama dengan 7, dan larutan yang bersifat basa memiliki pH lebih besar dari 7 (Raymond, 1989)
          Untuk mengetahui suatu larutan bersifat basa atau asam maupun netral, dapat dilakukan 5 metode:
1.             Identifikasi Larutan dengan Kertas Lakmus
Lakmus biru di dalam larutan asam akan berubah warna menjadi berwarna merah, sedangkan di dalam larutan yang bersifat basa atau netral tetap berwarna biru.
Lakmus merah di dalam larutan basa akan berubah warna menjadi biru, sedangkan di dalam larutan asam atau netral tidak berubah warna.
2.             Identifikasi Larutan dengan Bahan Alami
Bahan-bahan yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi sifat keasaman atau kebasaan suatu zat dinamakan indikator. Misalnya, ekstrak buah manggis yang berwarna ungu akan berubah menjadi berwarna coklat kemerahan jika berada di lingkungan asam. Sedangkan dalam lingkungan basa, ekstrak kulit manggis akan berubah warna menjadi kuning kehijauan.
3.             Kertas pH dan Kertas Indikator Universal
Kertas pH dan indikator universal dapat digunakan untuk menentukan harga pH dari suatu larutan, dengan harga pH tersebut larutan dapat bersifat asam (pH , atau basa (pH .
Kertas lakmus tersebut dicelupkan pada larutan yang akan di tentukan nilai pH nya. Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas akan berubah warna. Keempat garis warna yang berubah di cocokkan dengan skala pH dari 0 sampai 14 yang terdapat pada kemasan kertas indikator.
4.             pH Meter
Penentuan pH larutan yang lebih akurat, dapat dilakukan menggunakan alat pH meter. Alat ini bekerja berdasarkan elektrolit larutan asam dan basa.
Bagian utamanya adalah sebuah elektrode yang peka terhadap konsentrasi ion Hdalam larutan yang akan diukur pH nya. Jika elektrode tersebut di celupkan ke dalam larutan yang akan di uji, pH meter menunjukkan angka yang sesuai dengan harga pH larutan tersebut.
5.             Identifikasi Larutan dengan Indikator
  Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang (trayek) tertentu yang disebut trayek indikator.

2.4     Jenis-Jenis Indikator
1.       Metyl Hijau
          Pada suasana asam akan berubah menjadi kuning dan pada basa akan berubah warna menjadi biru dan memiliki trayek pH 0,2 sampai 1,8.
2.       Timol Biru
          Pada asam berubah warna menjadi kuning dan pada basa tidak berubah warna, memiliki trayek pH 1,2 sampai 2,8.
3.       Metyl Jingga
          Pada suasana asam akan berubah warna menjadi warna merah, sedangkan pada basa akan berubah warna menjadi kuning, metyl jingga memiliki trayek pH 3,2 sampai 4,4.
4.       Metyl Ungu
          Pada suasana asam tidak berubah warna dan pada suasana basa akan berubah warna menjadi hijau, memiliki trayek pH 4,8 sampai 5,8
5.       Bromkresol Ungu
          Pada asam berubah warna menjadi kuning, dan pada basa tidak berubah warna. Memiliki trayek pH 5,2 sampai 6,8.
6.       Fenolftalein
          Tidak berubah pada senyawa asam, pada basa berwarna merah muda dan pada netral tidak berwarna. Memiliki trayek pH 8,2 sampai 10,0.
7.       Kuning Alizarin
          Pada suasana asam akan berubah warna menjadi kuning dan berwarna merah pada suasana basa, trayek pH 10,1 sampai 12,0
          Suatu larutan yang di tetesi larutan indikator akan menghasilkan warna tertentu. Selanjutnya warna ini di cocokkan dengan tabel warna yang menunjukkan harga pH (Hadyana, 1989)



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1     Alat dan Bahan
3.1.1  Peralatan yang digunakan
1.       Tabung Reaksi
2.       Rak Tabung
3.       Pipet Tetes
4.       Pipet Volume
5.       Bola Penghisap (Filler)
6.       Kertas Lakmus

3.1.2  Bahan yang digunakan
1.       Larutan HCl 0,1 M
2.       Larutan NaOH 0,1 M
3.       Larutan CH3COOH 0,1 M
4.       Aquadest
5.       Indikator PP, Metil Merah, Metil Biru, dan Metil Orange.

IV.    Prosedur Kerja
          Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1.       4 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml larutan:
          a. Air
          b. HCl 0,1 M
          c. NaOH 0,1 M
          d. CH3COOH 0,1 M
          Dicelupkan kertas lakmus ke dalam 4 tabung reaksi, di catat perubahan warnanya.
2.       Larutan pada cara kerja No.1 jangan di buang, tetapi masing-masing tabung di tetesi 2 tetes indikator PP, metil biru, dan metil orange.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1     Hasil
Tabel 5.1 hasil percobaan indikator asam basa
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1. Air
2. HCl 0,1 M
3. NaOH 0,1 M
4. CH3COOH 0,1 M
Merah
Merah
Biru
Merah
Biru
Merah
Biru
Biru

Larutan
PP
Metyl Blue
Metyl Orange
1. Air
2. HCl 0,1 M
3. NaOH 0,1 M
4. CH3COOH 0,1 M
Bening
Bening
Merah Muda Pekat
Bening
Biru
Biru
Biru
Biru
Orange
Merah
Orange
Orange

5.2     Pembahasan
          Berdasarkan percobaan di atas terlihat bahwa air jika dicelupkan lakmus merah dan biru tidak mengalami perubahan warna, sama halnya dengan air yang di tetesi dengan beberapa indikator seperti larutan PP, metyl blue, dan metyl orange juga tidak mengalami perubahan warna. Ini menunjukkan bahwa air adalah larutan yang netral dengan pH nya 7. Sehingga jika di uji dengan kertas lakmus dan indikator lainnya tidak mengalami perubahan warna.
          Pada larutan HCl dan CH3COOH ketika di celupkan kertas lakmus merah menghasilkan warna merah juga. Sedangkan jika di celupkan kertas lakmus biru maka akan berubah menjadi merah. Pada HCl akan tetap berwarna biru hal ini menandakan bahwa larutan HCl dan CH3COOH merupakan larutan yang bersifat asam.
          Pada larutan NaOH yang di celupkan kertas lakmus merah menghasilkan perubahan warna menjadi biru. Sedangkan pada kertas lakmus biru menghasilkan warna biru, hal ini dikarenakan larutan NaOH bersifat basa, yang apabila di uji dengan kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Sedangkan pada kertas lakmus biru warnanya akan tetap biru.
          Untuk percobaan pada saat menggunakan beberapa indikator seperti: indikator PP, metyl blue dan metyl orange. Dimana, pada saat indikator PP di teteskan ke dalam air larutan menjadi bening, ini menandakan bahwa air bersifat netral, dan pada saat indikator PP di teteskan ke dalam larutan HCl dan CH3COOH larutan tetap berwarna bening, ini menandakan kedua larutan ini merupakan asam, sedangkan pada larutan NaOH indikator PP mengubah warna larutan menjadi merah muda pekat dan ini menunjukkan bahwa NaOH merupakan senyawa basa.
          Pada saat menggunakan indikator metyl blue di dapat arna biru pada semua larutan yang berupa air, larutan HCl, NaOH, dan CH3COOH. Sehingga tidak dapat dibedakan mana senyawa asam dan mana senyawa basa. Jadi, untuk mengetahuinya harus menggunakan pH meter agar dapat dibedakan pH nya. Jadi penggunaan indikator metyl blue hanya dapat digunakan pada saat-saat tertentu saja. Dimana pH untuk senyawa asam <7 dan untuk senyawa basa >7 dan netral =7.
          Pada saat menggunakan indikator metyl orange terjadi perubahan warna yang berbeda, yaitu pada HCl, metyl orange berubah warna menjadi merah, dan pada larutan air, HCl, dan CH3COOH tidak ada perubahan warna yaitu warnanya tetap orange. Dimana, metyl orange pada HCl berubah menjadi warna merah ini menandakan bahwa HCl merupakan asam kuat.



BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1     Kesimpulan
          Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.       Kertas lakmus merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam (pH<7) akan tetap berwarna merah, sedangkan di dalam larutan basa (pH>7) akan menjadi warna biru.
2.       Kertas lakmus biru jika dicelupkan ke dalam larutan asam akan menjadi warna merah, sedangkan pada larutan basa akan tetap berwarna biru.
3.       Indikator PP akan bersifat netral di dalam larutan asam, dan akan berwrna merah di dalam larutan basa.
4.       Indikator metyl blue jika dimasukkan ke dalam larutan basa akan tetap berwarna biru.
5.       Indikator metyl orange akan tetap berwarna orange di dalam larutan basa, dan berwarna merah atau orange kemerahan dalam larutan asam.

6.2     Saran
                   Sebaiknya waktu masuk dan keluar jam praktikum tepat waktu agar tidak mengganggu jam mata kuliah berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Chang. Raymond. 1989. Kimia Dasar Konsep Inti. Erlangga: Jakarta
Hadyana. 1989. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci. H. Ralph. 1989. Kimia Dasar. Edisi Ke IV, Jilid I. Jakarta: Erlangga
Sutresna, Nana. 2006. Kimia SMU. Bandung: Grafindo
Tim Penyusun Modul. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analisa. Lhokseumawe: Laboratorium Teknik Kimia


LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN

1.         Tuliskan semua rumus molekul dari indikator di atas
2.         Di alam ada indikator tang belum di ekstrak, sebutkan 2 contohnya

Jawaban:
1.         Fenolpthlein    : C20H14O4
            Metyl Red       : C15H15N3O2
            Metyl Blue      : C37H27Na2O9S3
            Metyl Orange  : C14H14N3NaO3S

2.         Indikator alam:
            a. Mahkota bunga-bunga berwarna
            b. Wortel
            c. Kunyit


Comments

Popular posts from this blog

Laporan Kimia Analisa Oksidimetri Dan Reduktometri

Industri CPO dan PKO